Pages

Kamis, 03 Februari 2011

kumpulan smile..

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Baca Selengkapnya...

kumpulan smile..

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Baca Selengkapnya...

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =)) Baca Selengkapnya...

Untuk Kreatif Butuh Pengorbanan

Banyak orang mengira, jiwa kreatif itu terlahir dari alam. Artinya, seseorang itu menjadi kreatif atau tidak sudah ditetapkan sejak dalam kandungan. Benarkah begitu? Sebagaimana orang punya bakat menyanyi lalu jadi penyanyi atau orang yang sudah berbakat melukis lalu ia jadi pelukis?

Kenyataannya, kreativitas, profesi, dan juga bakat tidaklah bisa dipandang secara absolut. Semua orang sejak ia di dalam kandungan sudah memiliki berbagai potensi. Lagi-lagi, lingkungan, orang-orang terdekat, dan momentum mengambil alih pemicu untuk tumbuh dan mekarnya beragam potensi itu. Berbicara tentang kreativitas, maka saya menyimpulkan, itu pun sudah dimiliki oleh manusia sejak lahir, siapapun orang tuanya. Namun membuat daya kreatif mereka terasah dan bersinar cemerlang membutuhkan sentuhan pengorbanan orang tuanya.

Mengapa saya sebut sebagai pengorbanan? Ya, karena orang tua harus mengalihkan sudut pandang dirinya pada sudut pandang anak-anaknya, berempati dengan pemikiran-pemikiran polos mereka, dan memberi mereka kesempatan untuk menyentuh wilayah-wilayah kehidupan yang lebih luas. Bukan hanya memberi mereka balok kayu berwarna-warni, puzzle beraneka motif, sepeda roda tiga yang mewah, atau aneka mainan khusus anak-anak yang bertebaran di toko; anak-anak juga membutuhkan ijin dari orang tuanya untuk mengucek adonan terigu, mengupas kulit wortel, memeras jeruk, membuat kegiatan sendiri dari dinginnya air yang dituang ke dalam wadah beraneka bentuk, dilengkapi potongan pipa bekas, sedotan jus, dan benda-benda lain yang yada di rumah.


Jika kita bertanya pada mereka apakah itu, jawabannya mungkin sangat mengejutkan: "Ini adalah pompa air Mama. Ini pipanya dan ini pompanya. Pipa ini ditahan oleh dua buah gelas supaya tidak jatuh. Tadi waktu Ade coba dengan satu gelas, pipanya jatuh Mama".

Eksperimen mereka kadang-kadang sangat cermat, dan mereka menemukan prinsip-prinsip kerja sebuah benda lewat kegiatan tidak terstruktur semacam itu. Pastinya, satu hal yang mereka butuhkan untuk melakukan semuanya, yaitu pengorbanan orang tua untuk melihat celana mereka basah, lantai di halaman depan berantakan, dan jejak-jejak kaki kecil mereka yang basah bercampur debu tak terelakkan harus membekas di ruangan tamu atau dapur kita yang bersih.

Saya bisa merasakan, bagaimana susahnya merelakan anak-anak bermain dengan cara mereka sendiri dengan bahan-bahan bermain hasil imajinasi mereka sendiri, yang sebenarnya sangat mudah dan murah. Masalahnya, kita tidak rela mengijinkan mereka menyentuhnya karena kita tak mau repot dan tak mau melihat ruangan berantakan. Tapi, setelah sekian lama saya memperhatikan perkembangan mereka, cara mereka berpikir, dan antusiasme mereka yang luar biasa saat mereka bermain dengan cara itu, saya sadar, sesungguhnya anak-anak sudah belajar banyak justru lewat kegiatan yang tak terbukukan, tidak terjadwalkan, dan tidak terkurikulumkan secara hitam putih.

Kreativitas tumbuh dari banyak mencoba dan rasa aman serta merdeka dari larangan yang berlebihan. Saya kira itulah pengorbanan terbesar buat orang tua manapun, untuk membuat anak-anak mereka mampu berpikir dan bertindak kreatif dalam menyelesaikan masalah kehidupan.
Baca Selengkapnya...

Kamis, 27 Januari 2011

akku bagus

my name is bagus
Baca Selengkapnya...

Rabu, 26 Januari 2011

Kasih Sayang Ayah Tak Kelihatan
Ayah mengutamakan pria meremehkan wanita, kesan ini sudah berurat akar
dalam sanubariku sejak masa kanak-kanak.
Sejak kecil hingga dewasa, aku selalu mendapat  pakaian bekas abangku.
Bagaimanapun seorang gadis yang mengenakan pakaian abang yang longgar
dan usang, rasanya sangat janggal. Saat pulang sekolah, aku selalu
berlengah-lengah jalan di belakang, takut kepergok teman-temanku, yang
akan mengejek dan mentertawakan sebagai bocah gadungan.
Abangku seorang laki-laki cacad, lebih tua 5 tahun dariku. Meski aku
anak perempuan, tapi aku sangat tekun belajar, setiap ujian aku selalu
dapat ranking pertama.
Seharusnya akulah yang paling pantas di sayang ayah. Karena hal ini,
aku selalu tidak terima akan sikap ayah terhadapku, aku menganggap
ayah pilih kasih. Suatu hari saat tahun baru, ayah lagi-lagi
membelikan pakaian baru untuk abang, sedangkan aku tidak satu pun.
Akhirnya aku tak tahan lagi, melabrak ayah sambil berteriak : “Kau
pilih kasih! Aku benar-benar tidak mengerti, ia hanya seorang
laki-laki cacat, apa bagusnya meski berpakaian bagus
sekalipun!”mendenga r itu, bukan main marahnya ayah dan menamparku. Aku
tidak menyerah dan mengangkat kepalaku, bak seekor singa yang lapar
aku meraung sambil menatap ayah  ”Aku tahu kau memandang rendah
padaku, ayo pukul lagi! Kalau perlu bunuh saja sekalian!”muka ayah
merah padam saking marahnya, kemudian hendak menampar lagi, tapi
dicegah oleh ibu.
Sejak itu, aku makin benci sama keluarga ini, aku belajar dengan
tekun, dan berencana hendak meninggalkan keluarga ini setelah lulus ke
perguruan tinggi  Abangku hanya sekolah beberapa tahun, setelah itu
berhenti dan tinggal di rumah, prestasi belajarnya selama ini sangat
memuaskan. Tapi tidak merasa menyesal untuknya, malah aku merasa
nyaman “Siapa suruh kau cacat ?”
Setelah lulus SMU aku berhasil diterima di sebuah lembaga ilmu
kedokteran. 2 tahun kemudian, aku menjalin asmara dengan seorang pria,
kami berunding untuk membeli rumah di daerah kota. Keluarga laki-laki
tinggal di desa, keadaan ekonomi juga biasa-biasa saja, kami telah
menyimpan sebagian tabungan, tapi untuk kredit rumah masih kurang. Aku
harap keluarga bisa memberi sebagian tambahan, dan ketika aku
menceritakan hal ini sama ayah, tak disangka ia langsung menolaknya
“Uang tabungan keluarag dibutuhkan untuk biaya abangmu memperistri
nanti! Masalah pembelian rumah, kau pikirkanlah sendiri! Kalau uangmu
tidak cukup, tidak perlu beli yang terlalu besar!”ayah yang tidak
mengerti perasaan membuat aku sungguh sangat kecewa.
Belakangan akhirnya pernikahan abang telah dibicarakan dan disetujui,
yaitu seorang gadis desa tetangga yang polos. Ayah mengeluarkan
puluhan ribu yuan dan dengan cukup meriah menyelenggarakan pernikahan
mereka.
Setelah menikah, aku juga sudah jarang pulang ke rumah. Beberapa hari
yang lalu ayah ulang tahun yang ke-60 tahun, ibu meneleponku, tapi aku
menolak dengan alasan lagi sibuk dan mungkin tidak bisa pulang. Dengan
kecewa ibu menutup telepon. Suamiku mengatakan, tidak baik kalau ulang
tahun ayah sampai tidak menyempatkan diri untuk pulang. Suamiku
memberi berbagai nasihat, dan akhirya aku pulang juga. Ayah tampak
sangat gembira, sibuk kesana kemari sambil bersenandung. Aku merogoh
200 yuan untuk ayah. Tapi Ayah menolaknya dengan alasan “Kalian juga
bukan keluarga berada, simpanlah untuk kebutuhan sendiri nanti!”dengan
nada datar aku berkata  ”Benar!Saat aku menikah juga tidak ada
apa-apa, kami membeli sedikit demi sedikit, dan sudah hampir lengkap
seperti yang dimiliki abang. “Ayah tahu ada makna lain dalam ucapanku,
setelah itu tidak bicara lagi, dan sepanjang hari tidak terdengar lagi
nyanyian falls-nya itu.
Malamnya, aku tidur bersama ibu. Pada malam itu ibu mengatakan  ”Dara
manis, lain kali tidak boleh berkata begitu sama ayah, karena marah
ayahmu hari ini menyeka air matanya!”aku berbisik pelan  ”Siapa suruh
dia pilih kasih!” ibu menarik napas panjang lalu berkata  ”Sayang,
tahukah kau kenapa kaki abangmu cacat ?”aku menggelengkan kepala.
“Saat kau masih anak-anak, suatu ketika ayah membawamu dan abang
menumpangi traktor pergi ke pekan raya, tapi traktor itu terbalik di
tengah jalan, dengan instingnya ayah memelukmu dan meloncat keluar.
Namun, ketika ayah kembali lagi mencari abangmu, kaki abangmu telah
tertindih di bawah roda. Abangmu kemudian di bawah ke rumah sakit, dan
meski nyawanya selamat, tapi meninggalkan cacat seumur hidup. Dan
sampai sekarang Ayahmu masih merasa sangat bersalah, Ia tidak
melindungi kalian dengan baik sekaligus. Tapi Ayah juga tidak mau aku
menceritakan hal yang sebenarnya padamu, ayah takut kau akan memikul
beban jiwa yang berat……”
Aku termangu, dan air mata berlinang membasahi wajahku.
Baca Selengkapnya...

Kamis, 20 Januari 2011

Tips Untuk Meraih Kesuksesan
Setiap orang pasti ingin meraih kesuksesan tetapi hal ini tidak mudah didapatkan karena memang dibutuhkan perjuangan keras. Untuk mewujudkannya, sebaiknya anda ikuti trik dibawah ini agar anda bisa meraih kesuksesan, simak berikut ini.
Hal pertama yang membuat orang sukses terlihat mengagumkan adalah tingkat pemahaman mereka atas diri mereka sendiri. Biasanya mereka bisa mengetahui nilai-nilai dan tujuan-tujuan yang ingin mereka raih. Sehingga mereka merasa nyaman dengan pilihan yang sudah mereka buat dalam kehidupannya. Tidak menutup kemungkinan mereka juga akan melakukan kesalahan tetapi mereka mampu berdamai dengan kesalahan yang telah dibuatnya. Karena mereka begitu bergairah, percaya diri dan optimis dalam memandang masa depannya.
Orang yang sudah meraih kesuksesan, biasanya memiliki tujuan yang tertulis mulai dari apa yang harus mereka lakukan dalam 30 hari hingga program 10 tahun. Mereka juga memiliki tujuan internal dan eksternal yang dinyatakan secara detail sebagaimana tujuan profesional mereka. Jadi jika anda ingin meraih kesuksesan maka anda harus mulai menuliskan tujuan anda, benar-benar bekerja dan bermanfaat.
Untuk menjadi sukses, anda harus memahami jaringan hubungan teman dan kolega anda. Karena biasanya mereka yang sukses memberikan penghargaan pada rekan yang telah atau pernah mengajari mereka segala sesuatunya. Mereka sangat berterimakasih dan menghargai bahwa kesuksesan merupakan buah dari jalinan kemitraan dengan banyak orang yang berbeda selama bertahun-tahun.
Faktor yang cukup menonjol dari orang sukses adalah idealisme mereka karena mereka selalu ingin melakukan suatu perubahan, mengisi hidup ini dengan penuh tujuan dan makna atau meraih sebuah mimpi. Mereka dimotivasi dengan gairah untuk menciptakan dunia yang lebih baik, menyumbangkan sesuatu dan menolong orang lain.
Bagi orang yang luar biasa sukses, biasanya mereka selalu seimbangkan idealisme mereka. Karena mereka selalu fokus pada pemecahan masalah, menggunakan tehnologi, informasi dan ketrampilan untuk meraih tujuan-tujuan yang terpenting. Biasanya mereka tidak tertarik pada teori atau mempertahankan pilihan masa lalu dan tradisi tua. Mereka menginginkan cara-cara yang praktis untuk membantu mereka sendiri dalam meraih tujuan.
Mereka yang sudah meraih kesuksesan biasanya mengobservasi budaya, membaca surat kabar, membaca tentang industri mereka dan berusaha mempelajari semua hal yang ada di sekitar mereka. Sebagian besar mereka yang telah meraih kesuksesan bukan ahli dibidang yang mereka geluti tetapi mereka sangat terdidik, cerdas dan penuh rasa ingin tahu.
Disiplin pribadi, mereka tidak ingin membuang-buang waktu dan membohongi diri mereka sendiri. Karena mereka tidak membesar-besarkan atau mengecilkan masalah dan tidak menggeneralisir. Biasanya saat mereka berbicara tentang usia, hubungan, usia hubungan, usaha atau impian-impian mereka maka angka dan tanggal, dollar dan sen, detil sangat penting bagi mereka. Dalam berkomunikasi mereka sangat mudah untuk diajak bicara dan jelas.
Ketrampilan diatas bisa anda pelajari untuk meraih kesuksesan. Bakat, keluarga atau keberuntungan hanyalah sebagian kecil dari kesuksesan. Menjadi sukses, anda harus mengetahui apa yang anda inginkan dan menggunakan hubungan mereka, kerja keras, kesabaran dan disiplin untuk mencapai hasil yang luar biasa. Tapi semua ini tergantung dari diri anda sendiri, jika memang anda ingin meraih kesuksesan maka anda harus yakin pada kemampuan diri anda. Semoga anda bisa meraih kesuksesan.
Baca Selengkapnya...